Minggu, 12 Februari 2017

contoh esai Bhinneka Tunggal Ika




BHINNEKA TUNGGAL IKA



Bhinneka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “berbeda-beda tetapi tetap satu”
Diterjemakan per kata Bhinneka mempunyai arti “beraneka ragam” atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa sanskerta berarti “macam” dan menjadi pembentuk kata “aneka” dalam bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti “satu”. Kata Ika berarti “itu”. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “beraneka satu itu”, atau yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu adalah satu kesatuan bangsa Indonesia.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya berisi politik pencitraan, namun telah di praktekkan sejak lama. Menurut sejarahnya, kalimat itu berasal dari kakawin Jawa Kuna (kakawin sutasoma) karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke –14 Masehi.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas ragam, budaya, bahasa khas daerah suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Di Indonesia tidak hanya memiliki suku bangsa yang beragam, namun juga kepercayaan yang beragam. Terdapat enam agama yang resmi di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Berdasarkan data yang ada, mayoritas penduduk Indonesia merupakan agama islam. Dengan demikian masyarakat harus menghargai perbedaan yang ada. Hal tersebut telah di atur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing  da untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan itu. masyarakat memiliki kemerdekaan di dalam beragama. Setiap individu di bebaskan untuk menganut agama yang di pilihnya. Dengan demikian tidak ada  diskriminasi agama. Setiap individu harus menghormati dan memelihara toleransi terhadap kepercayaan masing-masing.
Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan sesama dan lingkungan sekitar untuk melestarikan eksistensinya. Tidak ada satu pun manusia yang dapat bertahan hidup tanpa adanya orang lain yang membantunya. Oleh karena itu, manusia harus selalu menjaga hubungan antar sesama dengan sebaik-baiknya, tak terkecual terhadap orang lain yang tidak seagama dengan kita. Atau yang lazim disebut dengan istilah toleransi beragama.
Toleransi berasal dari kata “ Tolerate” yang berasal dari bahasa latin yang artinya adalah “dengan sabar membiarkan sesuatu”. Secara harfiah pengertian dari toleransi beragama ialah dengan sabar membiarkan orang memeluk agamanya masing-masing. Saling menghormati agama satu sama lain, tidak memaksakan untuk mengikuti agamanya ataupun dengan mencampuri urusan masing-masing umat manusia merupakan contoh toleransi beragama. Sebagai antar umat beragama juga boleh melakukan kerja sama antar pemeluk agama lainnya, namun tidak untuk menncampuri urusan agama setiap pemeluk.
Ketua MPR Zulkifli Hasan, dalam suatu hal acara beberapa waktu lalu, seperti dikutip dalam acara republika online mengatakan, perbedaan atau keragaman yang dimiliki Tuhan yang harus di syukuri.
Indonesia memeliki kepercayaan agama yang beragam. Dengan kata lain, Indonesia menganut agama lebih dari satu. Ada setidaknya enam agama yang diakui  oleh pemerintah dan berkembang di Indonesia.
Banyaknya agama yang berkembang di Indonesia bukan berarti tidak menjadi masalah yang berarti. Mengingat keyakinan merupakan hal yang sangat sensitive, sementara ajaran agama masing-masing belum bisa dikatakan menjaga kerukunan antar umat beragama, namun benturan tentu saja tidak bisa di hindari.
Mengenai kerukunan umat beragama, Zulkifli mengatakan, Indonesia layak menjadi contoh negara lain, termasuk Megara maju seperti Eropa. Fenomena itu menunjukkan bahwa Indonesia berazaskan Pancasila di kenal sebagai Negara dengan kerukunan agama yang sangat tinggi. Masyarakat internasional mengapresiasikannya. Alasannya, Indonesia memiliki pengalaman cukup dalam masalah toleransi beragama, sehingga layak dijadikan model. Maka tak heran, jika Eropa mengagumi kerukunan umat beragama di Indonesia. Paling tidak, Indonesia adalah laboratorium kerukunan umat beragama. Hal itu seperti Franco Frattini apresiasikan untuk Indonesia. Menteri luar negeri Italia itu menyampaikannya pada pembukaan seminar bertema Unity in Diversity: The Indonesian Model for a society in Which to live Together pada tahun 2009 lalu. (publikasi.kominfo.go.id)
Contohnya terdapat di kota Malang Jawa Timur, terdapat Masjid yang berdekatan dengan Gereja dan Pura, pemandangan ini terlihat di dekat alun-alun sekitar kantor pusat pemerintah, ketika Umat Islam melaksanakan Sholat Idul fitri di masjid Jami Agung Kota Malang yang mencapai ribuan orang. Mereka yang tidak kebagain tempat, kemudian mereka membentangkan  sajadah di halaman Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus dan melakukan sholat di halaman tersebut.
Satu hal menarik lainnnya adalah fenomena menarik di Ambon. Sejarahnya, kelompok – kelompok masyarakat di Ambon ketika itu bahu membahu melawan penjajah dengan mendiami sekitar benteng yang di bangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1575 di panati Honipopu yang di sebut benteng Kota Laha atau Ferangi. Dalam perkembangannya, mereka menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang mengatur kota Ambon di beri hak yang sama dengan colonial pada tahun 1921.
Kota Ambon tumbuh menjadi Ambon Manise, yang berarti kota Ambon yang cantik. Masyarakat Ambon Manise dikenal hidup rukun dengan waktu yang lama, hingga Ambon di guncang kerusuhan social tahun 1996 – 2002. Belakangan ini, Ambon Manise sudh berbenah diri menjadi kota dan dilirik sebagai kota internasional di Indonesia Timur. Hal ini di indikasikan, pada dasarnya masyarakat Ambon telah mempraktekan hidup harmonis dalam ke Bhinnekaan dan toleransi yang tinggi sejak lama.
 Zulkifli juga mengingatkan agar umat islam terus menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan dalam kehiudupan bebangsa dan bernegara. Menurut Zulkifli, keadaan damai dan akur tidak bisa terjadi begitu saja. Sudah menjadi kewajiban bagi semua umat beragama kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Senada dengan Zulkifli, ketua MUI Pusat bidang Kerukunan Umat beragama Slamet Effendi Yusuf mengatakan, pluralitas atau kemajemukan Indonesia adalah karunia Allah Swt.
“kita berikan sebuah Negara namanya NKRI. Tidak seragam isinya, tidak hanya satu agama islam, tidak hanya satu suku, dan juga banyak memiliki keaneka ragaman bahasa dan budaya. Itu yang Allah berikan kepada kita, Negara yang majemuk seperti ini,” kata Slamet.
Slamet mengatakan, kerukunan harus selalu diperjuangkan agar betul-betul menjadi kenyataan. Namun, lanjutnya, yang harus di waspadai adalah selain dapat memberikan rahmat, kemajemukan juga dapat menjadi bencana.
“Menjadi rahmat ketika kemajemukan itu kreatifitas Negara melambung. Di dalam Al-qur’an kemajemukan itu untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tapi akan menjadi bencana ketika mempertentangkan perbedaan,” jelasnya.
Jika di kaitkan dengan umat Beragama, rasanya kita merasa miris ketika melihat peristiwa warga Islam di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua yang hendak melakukan Sholat Idul fitri 1436 H namun tidak diperbolehkan, bahkan, kejadian ini pun berakhir anarkis dengan pembakaran lokasi sholat, dan merembet ke kios perdagangan warga.
Berbagai kasus konflik antar agama yang terjadi, justru tak semuanya murni karena dorongan semangat bermusuhan yang muncul untuk membela agama masing-masing. Dimensi-dimensi sosiologi dan antropologi yang mengitari masyarakat konflik tersebut harus mendapatkan perhatian dari kita. Sebab, kita akan terjebak untuk kesekian kalinya dengan berbagai kekhilafan-kekhilafan yang tak seharusnya terjadi, seperti sikap curiga dan sebagainya, yang mengakibatkan oleh konflik-konflik tersebut. Padahal, sikap curiga atau mencurigai itu sendiri bukan sikap yang akan mampu menyelesaikan permasalahan kerukunan antar umat, melainkan justru akan menambah daftar konflik yang horizontal. Disini pun letak kekurangan yang sering menyuarakan sikap-sikap dan pemikiran itu
Jangan sampai gara-gara persoalan ini memecah Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena bagi kita NKRI meru[akan harga mati dalam tatanan hidup bermasyarakat tanah air. Pedoman jelas yakni pancasila meski dipegang.
 Ingatlah bahwa prinsip toleransi beragama dan bhinneka tunggal Ika dalam perspektif islam adalah “lakum diinukum wa liya diini” untukmu agamamu dan untukku agamaku.
Prinsip tersebut adalah penggalan surat al-kafiruun, dimana surat tersebut turun karena ajakan orang-orang mekkah yang ingkar kepada ke nabian Muhammad SAW untuk beribadah secara bergantian, yaitu orang-orang mekkah beribadah apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dan Nabi Muhammad juga melakukan ibadah sama seperti orang Mekkah lakukan. Usulan ini kemudian Nabi Saw mendapat konsepsi dari Tuhan Swt agamaku adalah agamaku, agamamu adalah agamamu.
Agama yang berkembang di Indonesia yang beragam ini menjadi sebuah motivasi bagi penduduk Indonesia untuk menghargai sesama. Bukankah pada dasarnya setiap agama itu mengajarkan kebaikan untuk sesama.
Memang tuhan yang kita sembah berbeda, menurut keyakinan masing – masing, namun bukan berarti kita jadikan sebagai pemicu untuk membuat keributan atau hura – hura. Bukan pula alasan untuk menjelek – jelekkan agama lain.
Patut kita apresiasi untuk pemerintah Negara ini yang merumuskan semboyan yang memang mengatur kehidupan agama dalam masyarakat di Indonesia denga bijaksana. Bhinneka Tunggal Ika menjadi pilihan mereka untuk merangkul semua masyarakat yang menganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda.
Dengan semboyan ini pula, diharapkan semua masyarakat Indonesia bisa hidup rukun. Jangan sampai perjuangan para pendahulu kita yang telah merangkul kita semua menjadi lapisan masyarakat yang berbeda suku, agama, ras dan budaya akan hancur karena sebuah permusuhan antar agama.
Kerukunan hidup antar hidup beragama ini sangat penting untuk dijaga dan di lestarikan, bila perlu kita jadikan sebagai budaya agar tidak ada perpecahan antara umat beragama dan bisa saling menghormati antar sesamanya.
Setiap agama juga mengajarkan bagaimana mengabdi kepada Negara, dan itu merupakan sebuah kewajiban bersama. jadi, apa yang di ajarkan oleh agama dengan apa yang menjadi semboyan itu sejalan dengan pengertian kedua – duanya mengandung kesatuan dan keutuhan bangsa.

 Perlu ditanamkan dalam masyarakat Indonesia arti penting persatuan dan kesatuan di tengah beragamnya agama dan masyarakat di Indonesia. Indonesia yang kaya akan keberagamannya memang sudah sepantasnyalah menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dalam hidupnya. Dengan demikian negara Indonesia menjadi rukun dan damai.

2 komentar:

  1. Top 100 youtube channel creators that I have not met (and still don't
    YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker. YouTube Channel Maker youtube mp4

    BalasHapus
  2. Casinos Near Casino York, NY - MapYRO
    Find 울산광역 출장안마 Casinos Near Casino 안산 출장샵 York, 시흥 출장안마 NY near Casino York, NY in real-time and see 안동 출장샵 activity. Zoom 원주 출장마사지 in or zoom in full scale.

    BalasHapus